PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
RESUM
Diajukan
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia
DOSEN
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
:
Drs. H. YANA KARYANA, M.Si

Disusun
Oleh :
ANIS PURWANINGSIH (
NIM. 13131217)
FIRMAN
PRIBADI (
NIM. 131312178)
SUMARTININGSIH (NIM. 131312179)
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS
WIDYA MATARAM YOGYAKARTA
2014/2015
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pelatihan
dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan para pegawai melaksanakan tugas
sekarang, sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada peningkatan produktifitas
kerja para pekerja di masa depan. Dengan kata lain bahwa pelatihan adalah suatu bentuk investasi jangka
pendek, sedangkan pengembangan merupakan investasi sumber daya manusia untuk jangka
panjang. Untuk menghadapi tuntutan tugas sekarang maupun tantangan masa depan setiap
organisasi, pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) merupakan keharusan yang mutlak.
Bagi
organisasi terdapat setidaknya 7 manfaat dari penyelenggaraan program pelatihan
dan pengembangan.
1. Peningkatan produktifitas kerja organisasi sebagai keseluruhan
misalnya tidak terjadinya pemborosan karena kecermatan melaksanakan kerja.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.
Antara lain karena pendelegasian wewenang, interaksi secara dewasa, saling menghargai
dan bertindak inovatif.
3. Terjadinya pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat
karena melibatkan para pegawai yang bertanggungjawab dalam kegiatan operasional.
4. Meningkatkan semangat kerja dengan komitmen organisasional
yang lebih tinggi.
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui gaya manajerial
partisipatif.
6. Memperlanca jalannya
komunikasi yang efektif yang berpengaruh pada lancarnya proses perumusan kebijakan
organisasi dan operasionalnya.
7. Penyelesaian konflik secara fungsional yang berdampak pada rasa
persatuan dan suasana kekeluargaan.
Manfaat pelatihan
dan pengembangan bagi karyawan adalah:
1. Membantu para pegawai membuat keputusan dengan lebih baik.
2. Meningkatkan kemampuan para pekerja menyelesaikan berbagai
masalah yang dihadapinya.
3. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor
motivasional.
4. Timbulnya dorongan dalam diri para pekerja untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya.
5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stress,
frustasi dan konflik yang mampu memperbesar rasa percaya pada diri sendiri.
6. Tersedianya informassi tentang berbagai program yang
dapat dimanfaatkan oleh para pegawai dalam rangka pertumbuhan masing-masing secara
teknikal dan intelektual.
7. Meningkatnya kepuasan kerja.
8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan sesorang.
9. Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri.
10. Mengurangi ketakutan menghadapi
tugas-tugas baru di masa depan.
Tumbuh
dan terpeliharanya hubungan serasi antara anggota organisasi melalui penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan,
antara lain dikarenakan:
1. Terjadinya komunikasi yang efektif
2. Adanya persepsi yang sama tentang tugas-tugas yang
harus diselesaikan.
3. Ketaatan semua pihak pada berbagai ketentuan yang
bersifat normatif, baik yang bersifat umum yang
ditetapkan oleh instasi pemerintah maupun khusus di lingkungan suatu organisasi
tertentu.
4. Terdapat
iklim yang baik bagi pertumbuhan seluruh pegawai.
5. Menjadikan
organisasi sebagai tepat yang menyenangkan untuk berkarya.
Langkah-langkah
Untuk Ditempuh
Agar manfaat
pelatihan dan pengembangan dapat dicapai semaksimal mungkin, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penetuan kebutuhan
Pelatihan dan
pengembangan hanya dapat dilakukan apabila kebutuhan untuk itu memang ada. Penetuan kebutuhan itu
memerlukan analisis yang tepat. Analisis kebutuhan
itu harus mampu mendiagnosa 2 hal
yaitu masalah yang dihadapi sekarang dan tantang baru yang diperkirakan akan
timbul di masa depan.
Dalam
mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, terdapat 3 pihak
yang turut terlibat. Pihak pertama
adalah satuan organisasi yang mengelola SDM. Peranannya adalah mengidentifikasi
kebutuhan organisasi sebagai keseluruhan baik untuk kepentingan sekarang maupun
untuk menghadapi tantangan masa depan. Kedua
adalah para manajer. Karena manajer itulah yang setiap hari memimpin para
karyawan dan yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan
satuan kerja yang dipimpinnya. Ketiga adalah
para pegawai yang bersangkutan sendiri.
Bagian pelatihan
dan pengembangan pegawai tidak perlu membatasi analisis kebutuhan pelatihan dan
pengembangan berdasarkan 3 sumber di atas. Sumber lainyang diperlukan antara
lain:
a.
Perencanaan karier
pegawai yang telah disusun sebelumnya.
b. Daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan.
c. Catatan
tentang produksi.
d. Berbagai
laporan tentang keluhan, keselamatan kerja dan statistik kemangkiran.
e. Data
mutasi pegawai.
f. Hasil
”exit interview”
2. Penentu Sasaran
Sasaran yang
ingin dicapai itu dapat bersifat teknikal akan tetapi dapat juga menyangkut
keperilakuan. Atau mungkin juga keduanya.
Guna mengetahuai sasaran tersebut
adalah:
a.
Sebagai tolok ukur
kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan dan pengembangan.
b.
Sebagai bahan dalam
menentukan langkah selanjutnya seperti isi program dan metode pelatihan yang
akan digunakan.
Bagi peserta manfaatnya adalah
persiapan dan usaha apa yang perlu dilakukan agar memperoleh manfaat
sebesar-besarya dari pelatihan dan pengembangan yang akan diikuti.
3. Penentuan Program
Dalam program
pelatihan dan pengembangan harus jelas diketahia apa yang ingin dicapai. Salah
satu sasaran yang ingin dicapai adalah mengajarkan keterampilan tertentu yang
belum dimiliki oleh para pekerja. Bahkan, sangat mungkin yang diperlukan adalah
perubahan sikap dan perilaku dalam pelaksanaan tugas.
Melalui program
pelatihan dan pengembangan 2 kepentingan harus sama-sama terpenuhi. Pertama, kepentingan organisasi yang
tercermin dalam peningkatan kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Kedua, kepentingan para pegawai.
4. Prinsip-prinsip Belajar
Pada dasarnya
prinsip belajar yang layak dipertimbangkan untuk diterapkan berkisar pada 5 hal
yaitu: Partisipasi, bahwa pada umunya
proses belajar berlangsung lebih cepat dan pengetahuan/ keterampilan yang
diperoleh dapat diingat lebih lama. Repetisi(pengulangan),
bahwa sebenarnya semua informai yang pernah diterima seseorang tersimpan di
otaknya. Hanya untuk mengingatnya informasi tersebut perlu diangkat ke
permukaan (diingatkan). Relevansi,
bahwa kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif apabila bahan yang
dipelajari mempunyai relevansi tertentu dan mempunyai makna konkret apabila
yang dipelajari itu relevan dengan kebutuhan seseorang.Pengalihan, pengalihan dapat terjadi karena penerapan teori dalam
situasi nyata atau karena praktek yang bersifat simulasi. Umpan balik, melalui umpan balik peserta pelatihan mengetahui
apakah tujuan pelatihan pengembangan tercapai baik dalam bentuk pengetahuan
baru maupun keterampilan yang belum dimiliki sebelumnya.
5. Pelaksanaan Program
Berbagai teknik
melatih yang sudah umum dikenal dan digunakan:
Pelatihan dalam Jabatan.
Peserta dilatih langsung di tempatnya bekerja. Sasarannya adalah meningkatkan
kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yang sekarang. Dalam praktek,
pelatihan dalam jabatan berlangsung melalui 4 tahap. Pertama, para peserta
memperoleh informasi tentang pekerjaan yang menjadi tangggung jawabnya dan
hasil yang diharapkan. Kedua, pelatih mendemonstrasikan cara yang baik untuk
melaksanakan pekerjaan yang diikuti oleh pegawai yang dilatih. Ketiga, para
peserta diminta mempraktekkan cara yang baru saja didemonstrasikan pelatih.
Keempat, pegawai menunjukkan kemampuan bekerja menurutcara yang telah
dipelajarinya.
Rotasi Pekerjaan,
menggunakan teknik ini berarti para pegawai dilatih mengerjakan beraneka ragam
tugas.
Sistem magang,
sistem magang dapat mengambil 4 bentuk. Pertama, seorang pegawai belajar dari
pegawai lain yang dianggap lebih berpengalaman dan lebih mahir melaksanakan
tugas tertentu. Kedua, “coaching” melalui mana seorang pimpinan mengajarkan
cara kerja yang benar yang ditiru oleh pegawai. Ketiga, menjadikan pegawai baru
sebagai asisten pejabat yang lebih tinggi. Keempat, penugasan pegawai untuk
duduk dalam berbagai panitia yang mana akan menambah pengetahua dan
meningkatkan keterampilan dalam interaksi antar manusia.
Sistem ceramah,
dapat diberikan dengan berbagai variasi misalnya tanpa tanya-jawab, dengan tanya-jawab,
tanpa atau dengan alat peraga. Meskipun penyelenggaraannya relatif murah, dapat
diikuti oleh pegawai dalam jumlah besar, materi dapat dipersiapkan
sebaik-baiknya namun cara ini paling tidak efektif karena prinsip partisipasi,
repetisi, pengalihan, umpan balik nyaris tidak diterapkan.
Pelatihan Vestibul,
adalah metode pelatihan untuk meningkatkan keterampilan terutama yang bersifat
teknikal, di tempat kerja, namun tanpa mengganggu kegiatan organisasi
sehari-hari. Yaitu dengan menyediakan lokasi tertentu untuk meniru kegiatan
yang berlangsung di dalam organisasi.
Role Playing,
digunakan apabila sasaran pelatihan menyangkut keperilakuan, seperti
menumbuhkan empati. Teknik ini dengan mengharuskan peserta pelatihan terlibat
dalam suatu permainan.
Studi Kasus.
Penggunaan studi kasus dapat mempunyai 2 makna. Pertama, peserta pelatihan
mempelajari situasi problematic tertentu dengan cara orang lain mengatasi situasi
tersebut. Kedua, Peserta menganalisis sendiri situasi problematic
itu dan mengambil keputusan tentang cara-cara tertentu untuk mengatasinya.
Simulasi,
Teknik ini merupakan suatu bentuk pelatihan dengan menggunakan suatu alat mekanikal
yang identic betul dengan alat yang akan digunakan oleh peserta dalam tugasnya.
Pelatihan
Laboratorium, teknik pelatihan ini melatih mengenai tukar menukar pengalaman,
pemahaman perasaan, perilaku, persepsi dan reaksi orang lain dalam berinteraksi
dalam pekerjaan.
Belajar
sendiri, dalam teknik ini organisasi menyediakan bahan pelajaran
berbentuk buku pedoman, buku petunjuk atau video yang semuany amengandung pelajaran.
Teknik ini tepat apa bila pegawai yang mengikuti pelatihan banyak dan tersebar
di banyak lokasi.
Pentingnya
memberikan perhatian khusus pada program pengembangan SDM dalam organisasi karena
memiliki berbagai manfaat, Antara lain:
a. Beban bagian pengelola SDM untuk merekrut tenaga kerja
baru berkurang sehingga mengurangi biaya pengeluaran.
b. Kebijakan “promosi dari dalam” dapa tbekerja dengan baik.
c. Para pegawai merasa bahwa berkarya dalam organisasi berarti
meniti karir, tidak hanya sekedar cari makan.
d. Lebih terjaminnya kontinuitas pekerjaan.
e. Terwujudnya komitmen yang lebih besar dari karyawan karena
keinginan pindah pekerjaan lebih kecil.
Tuntutan
untuk melakukan pengembangan SDM pada dasarnya timbul karena 4 alasan:
1. Pengetahuan karyawan yang perlu pemutakhiran. Ketidak tanggapan
terhadap perkembangan yang sangat pesat berakibat pada ketertinggalan sesorang dalam
pengetahuan dan keterampilan.
2. Tidak disangkal bahwa di dalam masyarakat selalu terjadi
perubahan, tidak hanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi namun juga pergeseran
ilmu social dan budaya, seperti pandangan peranan terhadap wanita.
3. Persamaan hak memperoleh pekerjaan. Masih ada masyarakat
dimana terdapat perbedaan hak dalam perolehan pekerjaan, misal Antara pria dan wanita,
golongan mayoritas dan minoritas.
4. Kemungkinan perpindahan pegawai. Kenyataan ini merupakan
tantangan bagi bagian pengelola SDM, karena:
a.
Perpindahan pegawai
pasti selalu terjadi dengan frekuensi/ intensitas yang tidak seragam
b.
Mobilitas pegawai
tersebut sulit diramalkan sebelumnya.
c.
Lowongan yang
timbul karena perpindahan pegawai perlu diisi baik melalui promosi dari dalam maupun
melalui rekritmen pegawai baru.
Ada
hal menarik yaitu bahwa perpindahan pegawai justru bisa terjadi karena
suatu program pelatihan dan pengembangan yang berhasil
baik.
PenilaianPelaksanaan Program
Pelaksanaan
suatu program pelatihan dan pengembangan dikatakan berhasil
apabila dalam diri para peserta pelatihan dan pengembangan tersebut terjadi suatu
proses transformasi. Proses transformasi tersebut dapat dinyatakan berlangsung dengan
baik apabila:
a. Peningkatan kemampuan dalam melaksanakan tugas.
b. Perubahan perilaku yang tercermin pada sikap, disiplin
dan etos kerja.
Penilaian
program pelatihan dan pengembangan harus diselenggarakan secara sistematis yang
berarti mengambil langkah-langkah:
1. Penentuan criteria evaluasi ditetapkan bahkan sebelum suatu
program pelatihan dan pengembangan diselenggarakan dengan tolok ukur yang jelas
berkaitan dengan peningkatan kemampuan dan produktifitas kerja dalam posisi sekarang
maupun dalam rangka mempersiapkan para pekerja menerima tugas baru di masa
depan.
2. Penyelenggaraan suatu tes untuk mengetahui tingkat pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan para pekerja sekarang guna memperoleh informasi tentang
program pelatihan dan pengembangan apa yang dapat diselenggarakan.
3. Pelaksanaan ujian pasca pelatihan dan pengembangan.
4. Tindak lanjut yang berkesinambungan. Transformasi diharapkan
terjadi dalam kutrun waktu yang cukup panjang di masa depan, tidak hanya segera
setelah program itu selesai diselenggarakan.
Investasi
yang dibuat oleh organisasi di bidang sumberdaya manusia tidak kecil (dalam bentuk
biaya, tenaga, dan waktu) perlu diupayakan benar-benar agar program pelatihan dan
pengembangan disusun berdasarkan analisis kebutuhan yang tepat,
dengan sasaran yang jelas, isis program yang paling sesuai dengan kebutuhan ,
penerapan prinsip-prinsip belajar yang paling relevan, pelaksanaan program
dengan menggunakan teknik belajar mengajar yang paling cocok dan penilaian berdasarkan
criteria objektif, tidak hanya dilihat dari sisi teknikal, akan tetapi juga dengan
transformasi perilaku dalam diri para
peserta.
Agar
tenaga kerja benar-benar merupakan sumberdaya yang ampuh dalam mencapai tujuan dan
berbagai sasaran organisasi, salah satu aspek yang amat penting dalam keseluruhan
proses pengelolaan sumberdaya manusia adalah pengembangannya.
No comments:
Post a Comment