PENGERTIAN MODERNISAN
DAN
PERBEDAAN MODERNISASI DENGAN WESTERNISASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan zaman menuntut setiap individu untuk lebih siap lagi dalam persaingan. Bisnis, teknologi, politik dan semua bidang menuntut setiap orang untuk mengeluarkan kemampuan yang lebih agar bisa menjadi yang terbaik dalam persaingan dunia internasional. Salah satu maju atau tidak nya suatu Negara dapat kita lihat dari tingkat pendidikan dan juga kemajuan teknologi nya.
Di Indonesia sendiri banyak orang masih menilai ketika kita ingin maju, maka budaya kita harus seperti budaya lain, hal ini lah yang perlu kita koreksi untuk mengubah cara pandang atau berfikir tentang perbedaan antara Modernisasi dan Westernisasi.
Modernisasi adalah Perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dalam seluruh aspek nya. Modernisasi lebih cenderung perubahan pada cara berfikir, berperilaku, serta penguasaan teknologi informasi. Namun modernisasi tidak sampai batas pengubah dalam segi kebudayaan yang dianut oleh suatu masyarakat/masih menjaga tradisi.
Kemudian pengertian Westernisasi adalah Sebuah arus besar atau pola hidup kearah budaya barat yang mempunyai jangkauan politik , sosial, kultural dan teknologi/perubahan . Jika kita lihat dari pengertian itu sendiri, hampir mirip dengan modernisasi, hanya saja westernisasi lebih dalam dampak yang ditimbulkan.
Di Indonesia sendiri merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan bersama karena berdampak pada perubahan terhadap masyarakat multikultural Indonesia yang semakin lupa akan nilai nenek moyang/luhur, budaya, norma, adat istiadat, yang diwariskan nenek moyang kita. Setiap bangsa memiliki kepribadian/jati diri bangsa yang berbeda-beda. Namun sekarang banyak generasi bangsa Indonesia yang bersikap “kebarat-baratan”, dan hanya sedikit kelompok masyarakat yang masih masih berpegang teguh pada budaya aslinya. Banyak masyarakat kita yang terlalu bangga dengan kebiasaan dan adat/kebudayaan orang-orang Barat, sementara dengan adat sendiri dilupakan bahkan malu apabila menunjukkan adat tersebut di depan umum.
Ditambah dengan minimnya peran pemerintah serta tersebar luasnya budaya Barat melalui media-media baik cetak maupun elektronik yang menonjolkan budaya-budaya Barat, seperti gaya makan, berpakaian, bahkan yang lebih miris lagi gaya berpacaran yang menurut saya nilai tersebut tidak pantas jika diterapkan di Indonesia.
Dengan demikian, kita sedikit mengetahui arti dari masing-masing pengertian tersebut, sehingga dalam pelaksanaanya kita dapat mengotrol orang-orang disekeliling kita. Berfikir untuk maju, meningkatkan kualitas pendidikan bukan berarti meninggalkan nilai-nilai leluhur kita, atau budaya ketimuran kita untuk lantas berperilaku selayaknya orang-orang asing yang memang berbeda secara perilaku. Marilah kita membangun Bangsa Indonesia menjadi lebih berkulitas dimata dunia, serta diimbangi dengan melestarikan kebudayaan bangsa kita serta nilai-nilainya yang terkandung jangan sampai dilupakan apalagi sampai punah.
B. Batasan Penulisan
Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Modernisasi?
2. Apa pengertian Westernisasi?
3. Apa perbedaan Modernisasi dengan Westernisasi?
4. Apa persamaan Modernisasi dengan Westernisasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari Penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana pengertian Modernisasi
2. Bagaimana pengertian Westernisasi
3. Bagaimana perbedaan Modernisasi dengan Westernisasi
4. Bagaimana persamaan Modernisasi dengan Westernisasi
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk penyusunan Tugas ini adalah metode pustaka, yaitu penulis mengambil data-data dari beberapa sumber seperti buku dan internet
BAB II
PEMBAHASA
A. Pengertian Modernisasi
Modernisasi merupakan persoalan menarik yang dewasa ini sebagai gajala umum di dunia. Secara historis, modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa pada abad ke-17 sampai abad ke-19. Perubahan tersebut yang kemudian menyebar ke negara-negara lainnya yang sangat menentukan perubahan dalam masyarakat.
Arti kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa Latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat yang modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Jadi, modernisasi merupakan suatu proses perubahan di mana masyarakat yang sedang memperbaharui dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
2. Ciri Manusia Modern
Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakatnya memiliki individu yang
mempunyai sikap modern, menurut Alex Inkeles, terdapat 9 (sembilan) ciri manusia modern. Ciri-ciri itu sebagai berikut :
1). Memiliki sikap hidup yang menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan.
2). Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya serta dapat bersikap demokratis.
3). Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan dari pada masa lalu.
4) . Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
5) . Percaya diri.
6) . Perhitungan.
7) . Menghargai harkat hidup manusia lain.
8) . Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
9) . Menunjung tinggi suatu sikap di mana imbalan yang diterima seseorang haruslah sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat.
3. Syarat-Syarat Modernisasi
Selain dorongan modernisasi, terdapat pula syarat-syarat modernisasi. Menurut Sarjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1). Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2). Sistem Administrasi Negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
3). Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
4). Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media massa.
5).Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6). Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
4. Sikap Mental Manusia Modern
Selain syarat-syarat di atas, agar modernisasi berjalan lancar perlu dukungan
kebudayaan masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat dapat menjadi pendorong sekaligus penghambat proses modernisasi. karena itu, sikap mental dan nilai budaya suatu masyarakat sangat menentukan diterima atau ditolaknya suatu perubahan atau modernisasi. Sikap mental yang dapat menjadi pendorong proses modernisasi antara lain adalah rajin, tepat waktu, dan berani mengambil resiko.
5. Gejala-Gejala Modernisasi
Modernisasi sejatinya meliputi bidang-bidang yang sangat kompleks. Mau tidak mau masyarakat harus menghadapi modernisasi. Modernisasi pada awal-awalnya akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat. Terlebih lagi bila sudah menyangkut nilai-nilai dan norma-norma masyarakat. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif, memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat di masa mendatang.
Dalam melakukan modernisasi tidak boleh menghilangkan unsur-unsur asli kebudayaan Indonesia yang masih relevan. Bangsa Indonesia harus selektif mencapai kemajuan, dengan memfilter (menyaring) unsur-unsur kebudayaan dari luar yang tidak sesuai dengan ideologi dan nilai-nilai moral. Modernisasi bukan berarti westernisasi (pembaratan), sebab banyak budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Gejala-gejala modernisasi di Indonesia mencakup berbagai bidang, yakni sebagai berikut :
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Gejala yang menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi ditandai dengan penemuan dan pembaharuan berbagai unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat.
2. Bidang Ekonomi.
Kemajuan bidang ekonomi mendorong kemajuan bidang industri menggunakan tenaga modern untuk meningkatkan ekspor dan menarik tenaga kerja. Bidang ekonomi yang menyangkut pola produksi, distribusi, dan konsumsi melibatkan seluruh komponen masyarakat.
3. Politik dan Ideologi.
Upaya demokratisasi yang berasaskan Pancasila dengan mengedepankan persamaan-persamaan hak atas ekonomi, hukum, pendidikan, kesehatan, sosial tanpa diskriminasi, menjadi harapan dan tumpuan bagi segenap lapisan masyarakat. Gejala politik dan ideologi modern bercirikan pemikiran-pemikiran baru tentang ketatanegaraan dan falsafah negara.
4. Bidang Agama dan Kepercayaan.
Membangun kehidupan agama dan kepercayaan yang mampu memegang keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan kemajuan, keseimbangan meraih nilai kehidupan dunia dan akhirat. Kemajuan dalam bidang agama dan kepercayaan menyangkut aspek nilai maupun pemikiran yang terbuka terhadap berbagai perubahan, dan menyikapinya secara positif, sehingga ada keseimbangan antara masalah-masalah keduniawian dan masalah-masalah non-keduniawian.
Perubahan sosial terjadi di setiap bagian kehidupan manusia. Mau tidak mau, suka tidak suka, manusia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Perubahan-perubahan yang sifatnya positif, harus diterima dengan tangan terbuka. Sementara perubahan sosial budaya yang merugikan nilai-nilai budaya masyarakat dan bangsa harus diantisipasi. Upaya penanggulangan perubahan negatif bisa dilakukan dengan pengembangan pendidikan moral dan agama. Keduanya menuntun bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bangsa yang mempunyai budaya adiluhung.
Negara-negara maju ataupun negara-negara yang baru berkembang pun menjalani proses modernisasi tersebut, aneka warna masyarakat tradisonal terus mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya modernisasi.Harus diakui bahwa kemajuan dari aspek material dalam abad modern ini sangat menakjubkan, modernisasi telah memacu perkembangan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan.
Manusia di tengah-tengah pesatnya laju perkembangan sains dan teknologi hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun negara atau masyarakat yang tidak mengalami proses modernisasi. Proses tersebut yang kemudian menciptakan model-model modernisasi dalam tatananan kehidupan masyarakat, mulai aspek budaya, ekonomi, sosial, dan politik.
Salah satu bentuk nyata dari perubahan adalah modernisasi, yakni perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan, oleh karena proses tersebut meliputi bidang-bidang yang sangat luas yang menyangkut proses disorganisasi, masalah-masalah sosial, konflik antar-kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan lain sebagainya.
Suatu modernisasi akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat, terlebih jika modernisasi tersebut menyangkut nilai-nilai masyarakat dan norma-norma masyarakat. Dalam proses modernisasi, tercakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisionil atau pra-modern dalam artian teknologi dan organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis sebagaimana halnya yang terjadi di negara-negara Barat.
Modernisasi tidak sekedar menyangkut aspek yang materiil saja, melainkan juga aspek-aspek yang immateriil, seperti pola pikir, tingkah laku, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat mendefinisikan bahwa, modernisasi merupakan proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dngan tuntutan masa kini. Dalam ilmu sosiologi modernisasi merupakan dampak dari rasa nafsu manusia dalam mencari kebutuhan hidupnya. Dengan demikian modernisasi akan membelenggu masyarakat dalam budaya konsumtif, hedonisme, dan lain sebagaianya. Jika kita telusuri tentang batasan modernisasi, maka akan ditemukan kompleksitas tentang definisi tersebut tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Modernisasi secara umum menyangkut perubahan dari cara-cara tradisional menuju masyarakat yang maju mengikuti perkembangan masyarakat lainnya yang telah dianggap lebih dahulu maju. Misalnya modernisasi di Indonesia dalam teknologi, banyak meniru kemajuan teknologi yang telah dicapai negara-negara Eropa dan Amerika. Menurut Piotr Sztompka, konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara, yaitu: historis, relatif, dan analisis.
a) . Historis. Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau amerikanisasi. Dalam hal ini, modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju ciri-ciri masyarakat yang dijadikan model.
b). Relatif. Dalam pengertian dan terminologi relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun oleh elit penguasa. Tetapi, standar ini berbeda-beda, tergantung pada “sumber” atau “pusat rujukan” tempat asal prestasi yang dianggap modern. Menurut Tiryakian, pusat modernitas bergeser mulai dari bibitnya, yaitu
masyarakat Yunani dan Israel melalui Romawi, Eropa Utara, dan Barat Laut di abad pertengahan, kawasan pengaruh Amerika Serikat, dan kini bergeser ke Timur Jauh, pinggiran Pasifik atau di masa mendatang mungkin kembali ke Eropa.
c). Analisis. Dalam definisi analisis, mempunyai ciri lebih khusus, yaitu melukiskan dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra-modern.
B. Pengertian Westernisasi
Westernisasi berasal dari kata western yang artinya barat. Westernisasi berarti proses pembaratan, pengambilalihan, atau peniruan budaya barat. Unsur budaya yang paling cepat ditiru umumnya adalah budaya material. Jadi, Westernisasi adalah suatu kesatuan paham yang membentuk suatu gaya hidup yang masuk ke dalam sistem secara totalitas, atau dengan pengertian yang hampir sama bahwa westerinasi adalah proses transformasi nilai-nilai yang berasal dari barat ke dalam masyarakat lain (other). Tentunya nilai yang ditransformasikan di sini adalah nilai-nilai way of life, tidak hanya transformasi teknologi dan ilmu semata. Sebagai contoh budaya pakaian dalam pernikahan, gaya hidup, dan budaya ulang tahun. Hal inilah yang membedakan antara modernitas dan westrernisasi, walaupun secara sederhana di antara kedua term tersebut hampir memiliki kemiripan sehingga terdapat bias makna.
Menurut Antony Black kehadiran westernisasi yang sebenarnya baru dimulai sejak tahun 1700-an, muncul sebuah hubungan baru antara Islam yang di bawah pemerintahan Utsmani dengan Barat. Pada awalnya proses westernisasi waktu itu berjalan dengan lamban, selama abad ke-18 interaksi antara peradaban Islam dengan barat sangat terbatas. Dalam bidang fikih tampak tidak ada perubahan. Sehingga dapat dipahami bahwa politik Utsmani mempertahankan pola-pikir dan kebiasaan yang tradisional. Hanya beberapa birokrat kesekretariatan yang menguasai bidang administrasi mulai terbuka terhadap kebiasaan dan ide-ide barat.
1. Sejarah Munculnya Westernisasi
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, orang-orang yang berpandangan Timur di dunia Islam, mulai memodernisasi dan memperkuat tentara mereka dengan cara mengirim kader-kadernya ke negara-negara Eropa, atau dengan mendatangkan para ahli dari Barat untuk mengajar dan membuat perencanaan bagi kebangkitan modern. Hal ini dilakukan dalam rangka menghadapi usaha keras orang-orang Barat dalam memperluas pengaruh kolonialisme mereka sesudah masa kebangkitan Eropa. Perjalanan westernisasi dapat ditelusuri sejak tahun 1860 M ketika gerakan ini memulai aktifitasnya di Libanon melalui para zending Kristen. Dari sanalah kemudian merambat ke Mesir. Di bawah naungan Khudaiwi Ismail yang akan menjadikan Mesir sebagai bagian dari Eropa. Kemajuan westernisasi berkembang pesat setelah orang-orang Ittihad (Persatuan) menguasai pemerintahan Turki Utsmani dan jatuhnya Sultan Abdul Hamid pada tahun 1924 M Kemudian pada tahun 1924 M pemerintahan Turki baru yang dipimpin Kamal Ataturk menghapus sistem khilafah Utsmaniyyah. Perubahan inilah yang menyeret Turki ke jurang sekularisme modern. Dengan keras dan kejam gerakan westernisasi dalam segala bentuknya dipaksakan di bumi Turki.
2. Faktor-faktor Pendorong Westernisasi
Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya westernisasi. Faktor- faktor pendorong tersebut antara lain :
1. Kekalahan Pasukan salib Pasukan salib telah menderita kekalahan berulang kali setelah perang Hiththin. Orang-orang Turki Osmani menaklukan ibukota Bizantium dan pusat gereja mereka pada tahun 1453 M. kemudian kota tersebut dijadikan ibu kota Turki dan namanya diubah menjadi Istambul, yakni Dar al-Islam (Negara Islam). Selain itu pasukan Islam Turki dapat sampai ke Eropa dan menggempur Wina pada tahun 1529 M. penggempuran ini berlangsung sampai tahun 1683 M. semua itu diawali dengan jatuhnya Andalusia yang dijadikan pusat pemerintahan dinasti Umawiyah. Peristiwa-peristiwa tersebut mendorong munculnya westernisasi sebagai upaya menebus kekalahan yang mereka derita selama itu.
2. Keinginan bangsa Barat untuk menguasai dunia Melalui westernisasi ini dunia barat mecoba mempengaruhi hampir semua manusia untuk mengikuti kebudayaanya. Hal ini dilakukan supaya tidak ada kebudayaan lain yang mempunyai karakteristik dan keunikan tersendiri yang dapat menandingi bangsa barat oleh karena itu di bentuklah westernisasi.
3. Keinginan untuk menghancurkan islam seperti yang kita ketahui bahwa islam sangat besar pengaruhnya terhadap dunia. Islam mempunyai kebudayaan yang unik dan berbeda dengan kebudayaan lain yang dapat menunjukkan identitas keislamannya. Oleh sebab itu maka westernisasi lahir sebagai upaya untuk menghilangkan keunikan identitas islam tersebut sampai menggerogoti syariat-syariat islam sehingga orang islam dengan sangat mudah terpengaruh dengan budaya barat.
2. Manfaat dan Dampak Westernisasi
a. Manfaat Westernisasi
Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b. Dampak Westernisasi
Westernisasi melahirkan sekularisasi. Sekularisasi adalah mengasingkan agama dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan ide ini masyarakat dicegah untuk melibatkan peran dan fungsi agama dalam mengatur urusan-urusan politik.
Westernisasi memunculkan demokratisasi dan liberalisasi. Kedua paham tersebut berasal dari dunia barat, dengan adanya westernisasi secara tidak langsung paham tersebut mempengaruhi pola dan pikiran kita dalam dunia pemerintahan maupun perekonomian.
Hilangnya tradisi dan budaya asli. Dengan adanya westernisasi orang lebih banyak menghambakan kebudayaan-kebudayaan asing daripada kebudayaan sendiri.
. Dapat mengakibatkan turunnya moral penduduk suatu negara yang terkena dampak westernisasi. Misalnya, dunia malam membuat bangsa indonesia terjebak dalam hal-hal yang bersifat negatif dan tidak sesuai dengan etika negara indonesia.
Gaya Hidup Kebarat-baratan. Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
Pola Hidup Konsumtif. Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
C. Perbedaan modernisasi dan westernisasi
Modernisasi, mutlak ada dan diperlukan oleh setiap negara, tidak mengeyampingkan nilai-nilai agama, tidak mutlak sebagai westernisasi, proses perkembangan lebih umum. Sedangkan westernisasi, sebagai suatu pembaratan, tidak mempersoalkan atau mempertentangkan budaya barat dengan budaya setempat, modernisasi munculnya di Barat, sehingga cara westernisasi merupakan satu-satu cara untuk mencapainya.
D. Persamaan Modernisasi dan Westernisasi
1. Modernisasi dan westernisasi sama-sama mempunyai kepentingan soal duniawi.
2. Sama-sama memiliki unsur-unsur dari dunia Barat.
3. Sama-sama merupakan hasil perbandingan dari berbagai aspek kehidupan manusia yang dirasionalkan.
4. Sama-sama merupakan suatu proses perubahan dari suatu yang dianggap kurang menjadi sesuatu yang dianggap lebih bagi penganutnya.
Modernisasi dan westernisasi memiliki kepantingan yang sama tentang masalah material (kebendaa). Kebudayaan merupakan unsur dari negara-negara Barat yang diadopsioleh masyarakat. Modernisasi dan westernisasi memiliki kesamaan sebagai hasil perbandingan dari bermacam-macam aspek kehidupan manusia yang dirasionalisasikan. Mereka yang melakukan modernisasi dan westernisasi dianggap sebagai suatu proses perubahan dari sesuatu yang dianggap kurang menjadi sesuatu yang dianggap lebih bagi mereka yang menganut prinsip-prinsip tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Modernisasi dan Westernisasi sama-sama mempunyai kepentingan , unsur-unsur dari dunia barat yang sama-sama merupakan hasil perbandingan dari aspek-aspek kehidupan manusia yang rasional maka kita sebagai Masyarakat harus hati-hati dan selektif untuk memilih budaya yang masuk ke negara kita. Walaupun banyak Budaya mental positif yang berasal dari Barat, umumnya memiliki kaitan erat dengan kewirausahaan dan kinerja kita , yaitu:
1. Semangat kerja tinggi, ulet, dan tekun.
2. Menghargai waktu.
3. Disiplin.
4. Berfikir sistematis dan logis.
5. Perencanaan matang dan melihat ke depan.
6. Motivasi tinggi untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Produksi dan efisien.
8. Mandiri.
9. Berani bersaing.
10. Bertanggung jawab.
Sikap positif itulah yang harus kita tiru dan diterapkan dalam setiap sisi kehidupan masyarakat di Indonesia sehingga negara kita dapat maju seperti mereka. Sedangkan westernisasi merupakan sikap meniru mentah-mentah hal yang dilihat tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Westernisasi biasanya banyak diadopsi oleh mereka yang ingin cepat dikatakan modern dan takut dikatakan ketinggalan zaman atau demi gengsi semata yang sebenarnya secara tidak langsung akan menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang negatif yang tidak sesuai dengan adat dan etika ketimuran yang selama ini kita pegang teguh.
B. SARAN
Moderenisasi memang memberikan kemajuan dan meningkatkan keuntungan dalam berbagai hal, namun kita juga harus memperhatikan dampak negatif akibat adanya moderenisasi, adanya modernisasi di berbagai bidang harus di manfaatkan secara positif dan bertanggungjawab, agar dapat meminimalisir dampak negatif dari modernisasi.Dampak negatif dari modernisasi adalah gaya hidup kabarat-baratan seperti hilangnya sikap hormat terhadap orang tua,cara berpakian, pergaulan bebas dll. Dampak westernisasi tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan dengan cara orang tua mengontrol kehidupan pergaulan dan pola hidup anak remajanya, Kontrol orang tua terhadap anak remajanya berpengaruh besar utuk meminimalisir atau menghilangkan dampat negatif tersebut
Namun, sebagaimana kita melihat perkembangan yang ada pada masyarakat modern saat ini seiring banyaknya pengetahuan dan pemikiran kontemporer, banyak dinamika perkembangan yang terjadi sehingga telah banyak terjadi perubahan- perubahan pada masyarakat Indonesia yang pada awalnya memegang teguh nilai-nilai adat ketimuran , namun pada perkembangannya banyaknya pergeseran-pergesan nilai yang cenderung meniru pada kultur- kultur barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang selama ini kita pegang teguh dan kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hengky, Wila. 1982. Pengantar Sosiologi, Surabaya. Usaha Nasional
Shadily, Hasan. 1963. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta, PT. Pembangunan
Aman, Grendy Hendrastomo dan Nur Hidayah. 2009. Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Aman, Grendy Hendrastomo dan Nur Hidayah. 2009. Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi, 1992.
Ruswanto,
PENGERTIAN MODERNISAN
DAN
PERBEDAAN MODERNISASI DENGAN WESTERNISASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan zaman menuntut setiap individu untuk lebih siap lagi dalam persaingan. Bisnis, teknologi, politik dan semua bidang menuntut setiap orang untuk mengeluarkan kemampuan yang lebih agar bisa menjadi yang terbaik dalam persaingan dunia internasional. Salah satu maju atau tidak nya suatu Negara dapat kita lihat dari tingkat pendidikan dan juga kemajuan teknologi nya.
Di Indonesia sendiri banyak orang masih menilai ketika kita ingin maju, maka budaya kita harus seperti budaya lain, hal ini lah yang perlu kita koreksi untuk mengubah cara pandang atau berfikir tentang perbedaan antara Modernisasi dan Westernisasi.
Modernisasi adalah Perubahan masyarakat dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern dalam seluruh aspek nya. Modernisasi lebih cenderung perubahan pada cara berfikir, berperilaku, serta penguasaan teknologi informasi. Namun modernisasi tidak sampai batas pengubah dalam segi kebudayaan yang dianut oleh suatu masyarakat/masih menjaga tradisi.
Kemudian pengertian Westernisasi adalah Sebuah arus besar atau pola hidup kearah budaya barat yang mempunyai jangkauan politik , sosial, kultural dan teknologi/perubahan . Jika kita lihat dari pengertian itu sendiri, hampir mirip dengan modernisasi, hanya saja westernisasi lebih dalam dampak yang ditimbulkan.
Di Indonesia sendiri merupakan suatu masalah yang perlu diperhatikan bersama karena berdampak pada perubahan terhadap masyarakat multikultural Indonesia yang semakin lupa akan nilai nenek moyang/luhur, budaya, norma, adat istiadat, yang diwariskan nenek moyang kita. Setiap bangsa memiliki kepribadian/jati diri bangsa yang berbeda-beda. Namun sekarang banyak generasi bangsa Indonesia yang bersikap “kebarat-baratan”, dan hanya sedikit kelompok masyarakat yang masih masih berpegang teguh pada budaya aslinya. Banyak masyarakat kita yang terlalu bangga dengan kebiasaan dan adat/kebudayaan orang-orang Barat, sementara dengan adat sendiri dilupakan bahkan malu apabila menunjukkan adat tersebut di depan umum.
Ditambah dengan minimnya peran pemerintah serta tersebar luasnya budaya Barat melalui media-media baik cetak maupun elektronik yang menonjolkan budaya-budaya Barat, seperti gaya makan, berpakaian, bahkan yang lebih miris lagi gaya berpacaran yang menurut saya nilai tersebut tidak pantas jika diterapkan di Indonesia.
Dengan demikian, kita sedikit mengetahui arti dari masing-masing pengertian tersebut, sehingga dalam pelaksanaanya kita dapat mengotrol orang-orang disekeliling kita. Berfikir untuk maju, meningkatkan kualitas pendidikan bukan berarti meninggalkan nilai-nilai leluhur kita, atau budaya ketimuran kita untuk lantas berperilaku selayaknya orang-orang asing yang memang berbeda secara perilaku. Marilah kita membangun Bangsa Indonesia menjadi lebih berkulitas dimata dunia, serta diimbangi dengan melestarikan kebudayaan bangsa kita serta nilai-nilainya yang terkandung jangan sampai dilupakan apalagi sampai punah.
B. Batasan Penulisan
Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa pengertian Modernisasi?
2. Apa pengertian Westernisasi?
3. Apa perbedaan Modernisasi dengan Westernisasi?
4. Apa persamaan Modernisasi dengan Westernisasi?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari Penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Bagaimana pengertian Modernisasi
2. Bagaimana pengertian Westernisasi
3. Bagaimana perbedaan Modernisasi dengan Westernisasi
4. Bagaimana persamaan Modernisasi dengan Westernisasi
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan untuk penyusunan Tugas ini adalah metode pustaka, yaitu penulis mengambil data-data dari beberapa sumber seperti buku dan internet
BAB II
PEMBAHASA
A. Pengertian Modernisasi
Modernisasi merupakan persoalan menarik yang dewasa ini sebagai gajala umum di dunia. Secara historis, modernisasi merupakan suatu proses perubahan yang menuju pada tipe sistem-sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa pada abad ke-17 sampai abad ke-19. Perubahan tersebut yang kemudian menyebar ke negara-negara lainnya yang sangat menentukan perubahan dalam masyarakat.
Arti kata modernisasi dengan kata dasar modern berasal dari bahasa Latin modernus yang dibentuk dari kata modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus menunjuk pada adanya periode waktu masa kini. Modernisasi berarti proses menuju masa kini atau proses menuju masyarakat yang modern. Modernisasi dapat pula berarti perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat yang modern. Jadi, modernisasi merupakan suatu proses perubahan di mana masyarakat yang sedang memperbaharui dirinya berusaha mendapatkan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki masyarakat modern.
2. Ciri Manusia Modern
Modernisasi dapat terwujud apabila masyarakatnya memiliki individu yang
mempunyai sikap modern, menurut Alex Inkeles, terdapat 9 (sembilan) ciri manusia modern. Ciri-ciri itu sebagai berikut :
1). Memiliki sikap hidup yang menerima hal-hal yang baru dan terbuka untuk perubahan.
2). Memiliki keberanian untuk menyatakan pendapat atau opini mengenai lingkungannya sendiri atau kejadian yang terjadi jauh di luar lingkungannya serta dapat bersikap demokratis.
3). Menghargai waktu dan lebih banyak berorientasi ke masa depan dari pada masa lalu.
4) . Memiliki perencanaan dan pengorganisasian.
5) . Percaya diri.
6) . Perhitungan.
7) . Menghargai harkat hidup manusia lain.
8) . Percaya pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
9) . Menunjung tinggi suatu sikap di mana imbalan yang diterima seseorang haruslah sesuai dengan prestasinya dalam masyarakat.
3. Syarat-Syarat Modernisasi
Selain dorongan modernisasi, terdapat pula syarat-syarat modernisasi. Menurut Sarjono Soekanto, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1). Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
2). Sistem Administrasi Negara yang baik dan benar-benar mewujudkan birokrasi.
3). Sistem pengumpulan data yang baik, teratur, dan terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu seperti BPS (Badan Pusat Statistik).
4). Penciptaan iklim yang menyenangkan (favourable) terhadap modernisasi terutama media massa.
5).Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
6). Sentralisasi wewenang dalam perencanaan social (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
4. Sikap Mental Manusia Modern
Selain syarat-syarat di atas, agar modernisasi berjalan lancar perlu dukungan
kebudayaan masyarakat. Kebudayaan suatu masyarakat dapat menjadi pendorong sekaligus penghambat proses modernisasi. karena itu, sikap mental dan nilai budaya suatu masyarakat sangat menentukan diterima atau ditolaknya suatu perubahan atau modernisasi. Sikap mental yang dapat menjadi pendorong proses modernisasi antara lain adalah rajin, tepat waktu, dan berani mengambil resiko.
5. Gejala-Gejala Modernisasi
Modernisasi sejatinya meliputi bidang-bidang yang sangat kompleks. Mau tidak mau masyarakat harus menghadapi modernisasi. Modernisasi pada awal-awalnya akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat. Terlebih lagi bila sudah menyangkut nilai-nilai dan norma-norma masyarakat. Modernisasi bersifat preventif dan konstruktif, memproyeksikan kecenderungan yang ada dalam masyarakat di masa mendatang.
Dalam melakukan modernisasi tidak boleh menghilangkan unsur-unsur asli kebudayaan Indonesia yang masih relevan. Bangsa Indonesia harus selektif mencapai kemajuan, dengan memfilter (menyaring) unsur-unsur kebudayaan dari luar yang tidak sesuai dengan ideologi dan nilai-nilai moral. Modernisasi bukan berarti westernisasi (pembaratan), sebab banyak budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Gejala-gejala modernisasi di Indonesia mencakup berbagai bidang, yakni sebagai berikut :
1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Gejala yang menyangkut ilmu pengetahuan dan teknologi ditandai dengan penemuan dan pembaharuan berbagai unsur teknologi baru yang dapat meningkatkan kemakmuran rakyat.
2. Bidang Ekonomi.
Kemajuan bidang ekonomi mendorong kemajuan bidang industri menggunakan tenaga modern untuk meningkatkan ekspor dan menarik tenaga kerja. Bidang ekonomi yang menyangkut pola produksi, distribusi, dan konsumsi melibatkan seluruh komponen masyarakat.
3. Politik dan Ideologi.
Upaya demokratisasi yang berasaskan Pancasila dengan mengedepankan persamaan-persamaan hak atas ekonomi, hukum, pendidikan, kesehatan, sosial tanpa diskriminasi, menjadi harapan dan tumpuan bagi segenap lapisan masyarakat. Gejala politik dan ideologi modern bercirikan pemikiran-pemikiran baru tentang ketatanegaraan dan falsafah negara.
4. Bidang Agama dan Kepercayaan.
Membangun kehidupan agama dan kepercayaan yang mampu memegang keseimbangan antara nilai-nilai keagamaan dan kemajuan, keseimbangan meraih nilai kehidupan dunia dan akhirat. Kemajuan dalam bidang agama dan kepercayaan menyangkut aspek nilai maupun pemikiran yang terbuka terhadap berbagai perubahan, dan menyikapinya secara positif, sehingga ada keseimbangan antara masalah-masalah keduniawian dan masalah-masalah non-keduniawian.
Perubahan sosial terjadi di setiap bagian kehidupan manusia. Mau tidak mau, suka tidak suka, manusia harus menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut. Perubahan-perubahan yang sifatnya positif, harus diterima dengan tangan terbuka. Sementara perubahan sosial budaya yang merugikan nilai-nilai budaya masyarakat dan bangsa harus diantisipasi. Upaya penanggulangan perubahan negatif bisa dilakukan dengan pengembangan pendidikan moral dan agama. Keduanya menuntun bangsa Indonesia untuk menunjukkan eksistensinya sebagai bangsa yang mempunyai budaya adiluhung.
Negara-negara maju ataupun negara-negara yang baru berkembang pun menjalani proses modernisasi tersebut, aneka warna masyarakat tradisonal terus mengalami perubahan sebagai akibat dari adanya modernisasi.Harus diakui bahwa kemajuan dari aspek material dalam abad modern ini sangat menakjubkan, modernisasi telah memacu perkembangan masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan.
Manusia di tengah-tengah pesatnya laju perkembangan sains dan teknologi hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada satupun negara atau masyarakat yang tidak mengalami proses modernisasi. Proses tersebut yang kemudian menciptakan model-model modernisasi dalam tatananan kehidupan masyarakat, mulai aspek budaya, ekonomi, sosial, dan politik.
Salah satu bentuk nyata dari perubahan adalah modernisasi, yakni perubahan sosial budaya yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan, oleh karena proses tersebut meliputi bidang-bidang yang sangat luas yang menyangkut proses disorganisasi, masalah-masalah sosial, konflik antar-kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan, dan lain sebagainya.
Suatu modernisasi akan mengakibatkan disorganisasi dalam masyarakat, terlebih jika modernisasi tersebut menyangkut nilai-nilai masyarakat dan norma-norma masyarakat. Dalam proses modernisasi, tercakup suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisionil atau pra-modern dalam artian teknologi dan organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis sebagaimana halnya yang terjadi di negara-negara Barat.
Modernisasi tidak sekedar menyangkut aspek yang materiil saja, melainkan juga aspek-aspek yang immateriil, seperti pola pikir, tingkah laku, dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat mendefinisikan bahwa, modernisasi merupakan proses pergeseran sikap dan mentalitas sebagai warga masyarakat untuk dapat hidup sesuai dngan tuntutan masa kini. Dalam ilmu sosiologi modernisasi merupakan dampak dari rasa nafsu manusia dalam mencari kebutuhan hidupnya. Dengan demikian modernisasi akan membelenggu masyarakat dalam budaya konsumtif, hedonisme, dan lain sebagaianya. Jika kita telusuri tentang batasan modernisasi, maka akan ditemukan kompleksitas tentang definisi tersebut tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Modernisasi secara umum menyangkut perubahan dari cara-cara tradisional menuju masyarakat yang maju mengikuti perkembangan masyarakat lainnya yang telah dianggap lebih dahulu maju. Misalnya modernisasi di Indonesia dalam teknologi, banyak meniru kemajuan teknologi yang telah dicapai negara-negara Eropa dan Amerika. Menurut Piotr Sztompka, konsep modernisasi dalam arti khusus yang disepakati teoritisi modernisasi di tahun 1950-an dan tahun 1960-an, didefinisikan dalam tiga cara, yaitu: historis, relatif, dan analisis.
a) . Historis. Menurut definisi historis, modernisasi sama dengan westernisasi atau amerikanisasi. Dalam hal ini, modernisasi dilihat sebagai gerakan menuju ciri-ciri masyarakat yang dijadikan model.
b). Relatif. Dalam pengertian dan terminologi relatif, modernisasi berarti upaya yang bertujuan untuk menyamai standar yang dianggap modern baik oleh rakyat banyak maupun oleh elit penguasa. Tetapi, standar ini berbeda-beda, tergantung pada “sumber” atau “pusat rujukan” tempat asal prestasi yang dianggap modern. Menurut Tiryakian, pusat modernitas bergeser mulai dari bibitnya, yaitu
masyarakat Yunani dan Israel melalui Romawi, Eropa Utara, dan Barat Laut di abad pertengahan, kawasan pengaruh Amerika Serikat, dan kini bergeser ke Timur Jauh, pinggiran Pasifik atau di masa mendatang mungkin kembali ke Eropa.
c). Analisis. Dalam definisi analisis, mempunyai ciri lebih khusus, yaitu melukiskan dimensi masyarakat modern dengan maksud untuk ditanamkan dalam masyarakat tradisional atau masyarakat pra-modern.
B. Pengertian Westernisasi
Westernisasi berasal dari kata western yang artinya barat. Westernisasi berarti proses pembaratan, pengambilalihan, atau peniruan budaya barat. Unsur budaya yang paling cepat ditiru umumnya adalah budaya material. Jadi, Westernisasi adalah suatu kesatuan paham yang membentuk suatu gaya hidup yang masuk ke dalam sistem secara totalitas, atau dengan pengertian yang hampir sama bahwa westerinasi adalah proses transformasi nilai-nilai yang berasal dari barat ke dalam masyarakat lain (other). Tentunya nilai yang ditransformasikan di sini adalah nilai-nilai way of life, tidak hanya transformasi teknologi dan ilmu semata. Sebagai contoh budaya pakaian dalam pernikahan, gaya hidup, dan budaya ulang tahun. Hal inilah yang membedakan antara modernitas dan westrernisasi, walaupun secara sederhana di antara kedua term tersebut hampir memiliki kemiripan sehingga terdapat bias makna.
Menurut Antony Black kehadiran westernisasi yang sebenarnya baru dimulai sejak tahun 1700-an, muncul sebuah hubungan baru antara Islam yang di bawah pemerintahan Utsmani dengan Barat. Pada awalnya proses westernisasi waktu itu berjalan dengan lamban, selama abad ke-18 interaksi antara peradaban Islam dengan barat sangat terbatas. Dalam bidang fikih tampak tidak ada perubahan. Sehingga dapat dipahami bahwa politik Utsmani mempertahankan pola-pikir dan kebiasaan yang tradisional. Hanya beberapa birokrat kesekretariatan yang menguasai bidang administrasi mulai terbuka terhadap kebiasaan dan ide-ide barat.
1. Sejarah Munculnya Westernisasi
Pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, orang-orang yang berpandangan Timur di dunia Islam, mulai memodernisasi dan memperkuat tentara mereka dengan cara mengirim kader-kadernya ke negara-negara Eropa, atau dengan mendatangkan para ahli dari Barat untuk mengajar dan membuat perencanaan bagi kebangkitan modern. Hal ini dilakukan dalam rangka menghadapi usaha keras orang-orang Barat dalam memperluas pengaruh kolonialisme mereka sesudah masa kebangkitan Eropa. Perjalanan westernisasi dapat ditelusuri sejak tahun 1860 M ketika gerakan ini memulai aktifitasnya di Libanon melalui para zending Kristen. Dari sanalah kemudian merambat ke Mesir. Di bawah naungan Khudaiwi Ismail yang akan menjadikan Mesir sebagai bagian dari Eropa. Kemajuan westernisasi berkembang pesat setelah orang-orang Ittihad (Persatuan) menguasai pemerintahan Turki Utsmani dan jatuhnya Sultan Abdul Hamid pada tahun 1924 M Kemudian pada tahun 1924 M pemerintahan Turki baru yang dipimpin Kamal Ataturk menghapus sistem khilafah Utsmaniyyah. Perubahan inilah yang menyeret Turki ke jurang sekularisme modern. Dengan keras dan kejam gerakan westernisasi dalam segala bentuknya dipaksakan di bumi Turki.
2. Faktor-faktor Pendorong Westernisasi
Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya westernisasi. Faktor- faktor pendorong tersebut antara lain :
1. Kekalahan Pasukan salib Pasukan salib telah menderita kekalahan berulang kali setelah perang Hiththin. Orang-orang Turki Osmani menaklukan ibukota Bizantium dan pusat gereja mereka pada tahun 1453 M. kemudian kota tersebut dijadikan ibu kota Turki dan namanya diubah menjadi Istambul, yakni Dar al-Islam (Negara Islam). Selain itu pasukan Islam Turki dapat sampai ke Eropa dan menggempur Wina pada tahun 1529 M. penggempuran ini berlangsung sampai tahun 1683 M. semua itu diawali dengan jatuhnya Andalusia yang dijadikan pusat pemerintahan dinasti Umawiyah. Peristiwa-peristiwa tersebut mendorong munculnya westernisasi sebagai upaya menebus kekalahan yang mereka derita selama itu.
2. Keinginan bangsa Barat untuk menguasai dunia Melalui westernisasi ini dunia barat mecoba mempengaruhi hampir semua manusia untuk mengikuti kebudayaanya. Hal ini dilakukan supaya tidak ada kebudayaan lain yang mempunyai karakteristik dan keunikan tersendiri yang dapat menandingi bangsa barat oleh karena itu di bentuklah westernisasi.
3. Keinginan untuk menghancurkan islam seperti yang kita ketahui bahwa islam sangat besar pengaruhnya terhadap dunia. Islam mempunyai kebudayaan yang unik dan berbeda dengan kebudayaan lain yang dapat menunjukkan identitas keislamannya. Oleh sebab itu maka westernisasi lahir sebagai upaya untuk menghilangkan keunikan identitas islam tersebut sampai menggerogoti syariat-syariat islam sehingga orang islam dengan sangat mudah terpengaruh dengan budaya barat.
2. Manfaat dan Dampak Westernisasi
a. Manfaat Westernisasi
Perubahan Tata Nilai dan Sikap Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b. Dampak Westernisasi
Westernisasi melahirkan sekularisasi. Sekularisasi adalah mengasingkan agama dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan ide ini masyarakat dicegah untuk melibatkan peran dan fungsi agama dalam mengatur urusan-urusan politik.
Westernisasi memunculkan demokratisasi dan liberalisasi. Kedua paham tersebut berasal dari dunia barat, dengan adanya westernisasi secara tidak langsung paham tersebut mempengaruhi pola dan pikiran kita dalam dunia pemerintahan maupun perekonomian.
Hilangnya tradisi dan budaya asli. Dengan adanya westernisasi orang lebih banyak menghambakan kebudayaan-kebudayaan asing daripada kebudayaan sendiri.
. Dapat mengakibatkan turunnya moral penduduk suatu negara yang terkena dampak westernisasi. Misalnya, dunia malam membuat bangsa indonesia terjebak dalam hal-hal yang bersifat negatif dan tidak sesuai dengan etika negara indonesia.
Gaya Hidup Kebarat-baratan. Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
Pola Hidup Konsumtif. Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
C. Perbedaan modernisasi dan westernisasi
Modernisasi, mutlak ada dan diperlukan oleh setiap negara, tidak mengeyampingkan nilai-nilai agama, tidak mutlak sebagai westernisasi, proses perkembangan lebih umum. Sedangkan westernisasi, sebagai suatu pembaratan, tidak mempersoalkan atau mempertentangkan budaya barat dengan budaya setempat, modernisasi munculnya di Barat, sehingga cara westernisasi merupakan satu-satu cara untuk mencapainya.
D. Persamaan Modernisasi dan Westernisasi
1. Modernisasi dan westernisasi sama-sama mempunyai kepentingan soal duniawi.
2. Sama-sama memiliki unsur-unsur dari dunia Barat.
3. Sama-sama merupakan hasil perbandingan dari berbagai aspek kehidupan manusia yang dirasionalkan.
4. Sama-sama merupakan suatu proses perubahan dari suatu yang dianggap kurang menjadi sesuatu yang dianggap lebih bagi penganutnya.
Modernisasi dan westernisasi memiliki kepantingan yang sama tentang masalah material (kebendaa). Kebudayaan merupakan unsur dari negara-negara Barat yang diadopsioleh masyarakat. Modernisasi dan westernisasi memiliki kesamaan sebagai hasil perbandingan dari bermacam-macam aspek kehidupan manusia yang dirasionalisasikan. Mereka yang melakukan modernisasi dan westernisasi dianggap sebagai suatu proses perubahan dari sesuatu yang dianggap kurang menjadi sesuatu yang dianggap lebih bagi mereka yang menganut prinsip-prinsip tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Modernisasi dan Westernisasi sama-sama mempunyai kepentingan , unsur-unsur dari dunia barat yang sama-sama merupakan hasil perbandingan dari aspek-aspek kehidupan manusia yang rasional maka kita sebagai Masyarakat harus hati-hati dan selektif untuk memilih budaya yang masuk ke negara kita. Walaupun banyak Budaya mental positif yang berasal dari Barat, umumnya memiliki kaitan erat dengan kewirausahaan dan kinerja kita , yaitu:
1. Semangat kerja tinggi, ulet, dan tekun.
2. Menghargai waktu.
3. Disiplin.
4. Berfikir sistematis dan logis.
5. Perencanaan matang dan melihat ke depan.
6. Motivasi tinggi untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
7. Produksi dan efisien.
8. Mandiri.
9. Berani bersaing.
10. Bertanggung jawab.
Sikap positif itulah yang harus kita tiru dan diterapkan dalam setiap sisi kehidupan masyarakat di Indonesia sehingga negara kita dapat maju seperti mereka. Sedangkan westernisasi merupakan sikap meniru mentah-mentah hal yang dilihat tanpa pertimbangan terlebih dahulu. Westernisasi biasanya banyak diadopsi oleh mereka yang ingin cepat dikatakan modern dan takut dikatakan ketinggalan zaman atau demi gengsi semata yang sebenarnya secara tidak langsung akan menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang negatif yang tidak sesuai dengan adat dan etika ketimuran yang selama ini kita pegang teguh.
B. SARAN
Moderenisasi memang memberikan kemajuan dan meningkatkan keuntungan dalam berbagai hal, namun kita juga harus memperhatikan dampak negatif akibat adanya moderenisasi, adanya modernisasi di berbagai bidang harus di manfaatkan secara positif dan bertanggungjawab, agar dapat meminimalisir dampak negatif dari modernisasi.Dampak negatif dari modernisasi adalah gaya hidup kabarat-baratan seperti hilangnya sikap hormat terhadap orang tua,cara berpakian, pergaulan bebas dll. Dampak westernisasi tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan dengan cara orang tua mengontrol kehidupan pergaulan dan pola hidup anak remajanya, Kontrol orang tua terhadap anak remajanya berpengaruh besar utuk meminimalisir atau menghilangkan dampat negatif tersebut
Namun, sebagaimana kita melihat perkembangan yang ada pada masyarakat modern saat ini seiring banyaknya pengetahuan dan pemikiran kontemporer, banyak dinamika perkembangan yang terjadi sehingga telah banyak terjadi perubahan- perubahan pada masyarakat Indonesia yang pada awalnya memegang teguh nilai-nilai adat ketimuran , namun pada perkembangannya banyaknya pergeseran-pergesan nilai yang cenderung meniru pada kultur- kultur barat yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang selama ini kita pegang teguh dan kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Hengky, Wila. 1982. Pengantar Sosiologi, Surabaya. Usaha Nasional
Shadily, Hasan. 1963. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta, PT. Pembangunan
Aman, Grendy Hendrastomo dan Nur Hidayah. 2009. Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Aman, Grendy Hendrastomo dan Nur Hidayah. 2009. Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Sosial. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Suryono Sukanto, Pengantar Sosiologi, 1992.
Ruswanto,
sip ini, terimakasih atas informasinya,..
ReplyDeletekunjungi juga agar dapat info menarik lainnya
JASA MAKALAH
BAJU MUSLIMAH MODERN
BAJU BATIK UNIK
CONTOH MODEL TERBARU
BELAJAR SEJARAH ISLAM
SOLUSI HP ANDROID
MODEL BAJU BATIK
ijin copas
ReplyDelete